Senin, 16 Juli 2012

Cake Bendera

Tadinya mau ikut-ikutan tren memasak Rainbow Cake, biar ngga ketinggalan jaman sama ibu-ibu socialita. Tapi berhubung saya masih gengsi ikutan "mainstream", jadi saya bikin 3 warna dulu *ngomong aja belum pede nambah warna* wkwkwk. Maka ini lah cake kukus dengan warna menyerupai bendera Jerman: merah, kuning, ungu tua (anggep aja hitam lah!!), tapi susunan warnanya salah (foto ada di FB).
Dibuat tanpa merasa bersalah karena tanpa pengawet, tanpa pengembang sintetis, tanpa gula pasir (diganti gula aren yg lebih bergizi), tanpa gluten, tanpa pewarna buatan. Hanya menggunakan kukusan. Cocok untuk Anda yg tidak ingin meratapi diri karena belum punya oven :D




Bahan:
140 gram tepung tanpa gluten (tepung beras : sagu : tapioka dengan perbandingan 6 : 2 : 1)
Essens vanila 1 sendok teh
100 ml minyak goreng
4 butir telur
100 gram gula aren
1 ubi ungu, kukus, lumatkan selagi panas dengan garpu.
1 wortel, parut dengan parutan keju. Pastikan ngga dicelup pewarna ya :p
2 bit ukuran kecil, parut dengan parutan keju.


Cara masak:
Kocok semua telur dan gula aren dengan mixer kecepatan tinggi sampai kaku.
Campur tepung dengan essens vanilla lalu ayak ke dalam kocokan telur, aduk sampai tercampur seluruhnya.
Tambahkan minyak goreng, aduk balik. Yang di bawah jadi di atas, intinya gitu. sekalian memastikan ngga ada minyak goreng yg belum tercampur atau mengendap di bawah.
Bagi adonan menjadi 3 sama banyak. Masing-masing adonan beri pewarna alami: merah dengan bit, kuning dengan wortel, ungu dengan ubi ungu.
Siapkan kukusan, lapisi tutupnya dengan serbet supaya uap airnya ngga netes ke adonan.
Setelah air di kukusan mulai mendidih, masukkan adonan merahnya terlebih dahulu. Tutup lagi kukusannya.
Setelah 10 menit, tambahkan adonan kuning. Setelah 10 menit kemudian, tambahkan adonan ungu. Setelah sepuluh menit, matikan kompor. Jadi deeehhh...


Satu-satunya rasa bersalah yg ada hanya lah: tidak berwarna MERAH PUTIH, bendera negara saya :D

*Resep ini terinspirasi dari resep Rainbow Cake kukus-nya mbak Bina Bunda'e Ghazwan. Terimakasih. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar