Selasa, 27 September 2011

Bayi Mengupas Ubi

Agak curang sih menyebut Almira "bayi" karena dia udah belajar jalan. Jadi statusnya "toddler" sekarang. Tapi demi judul yang rima-nya pas, jadi saya masih sebut Almira "bayi". hehe.
Alhamdulillah..Ini salah satu manfaat BLW yang disebut Gill Rapley: melatih kemampuan motorik halus. Umur 1 tahun lebih 2 minggu Almira sudah bisa mengupas ubi. Yah walaupun belum dikupas semua dia udah keburu pengen gigitin si ubi sih. hehe. Oleh karena itu 'bermain' dengan makanan disebut di buku ngga kalah dengan mainan mahal buatan pabrik.
Saya nggak tau apa bayi lain yang tiap makan disuapi juga bisa mempunyai kemampuan motorik halus yang sama pada umur 1 tahun-an. Wallahualam. Saya sedang tidak membandingkan dengan siapa pun.
eniwei, ini foto Almira yang lagi serius mengupas ubi:

Ubi bisa dianggap sebagai sumber karbohidrat selain nasi lho.

Kamis, 22 September 2011

Perlukah Bayi Mengkonsumsi Minyak Ikan?

Ada bahasan menarik mengenai minyak ikan di milis MPASIrumahan. Ada sebagian ibu yang beranggapan bahwa minyak ikan perlu untuk meningkatkan nafsu makan. Ibu Angel, salah satu anggota milis tersebut berbagi informasi mengenai konsumsi minyak ikan pada bayi:

*Nama* : minyak ikan / รก-linolenic acid (ALA, C18:3n-3), alpha-linolenic
acid, cod liver oil, coldwater fish, docosahexaenoic acid (DHA, C22:6n-3),
eicosapentaenoic acid (EPA, C20:5n-3), fish oil fatty acids, fish body oil,
fish extract, fish liver oil, halibut oil, long chain polyunsaturated fatty
acids, mackerel oil, marine oil, menhaden oil, n-3 fatty acids, n-3
polyunsaturated fatty acids, omega fatty acids, omega-3 oils,
polyunsaturated fatty acids (PUFA), salmon oil, shark liver oil, w-3 fatty
acids.

*Kegunaan* :
- menurunkan tekanan darah tinggi
- menurunkan hipertrigliserida
- mencegah penyakit jantung dan pembuluh darah

*Dosis*:
- American Heart Association menganjurkan dewasa >18 tahun makan ikan
minimal 2 kali seminggu. Anjuran WHO : 03-0,5 gram EPA-DHA perhari.
- anak < 18 tahun : dosis belum jelas, konsumsi ikan sebaiknya tidak
berlebihan (sesuai dengan piramida makanan saja) karena ikan laut saat ini
tercemar dengan berbagai macam zat berbahaya, penggunaan suplemen minyak
ikan pada anak tidak dianjurkan kecuali atas saran dan pengawasan dokter.

*Keamanan* :
- FDA tidak meregulasi penggunaan herbal dan suplemen termasuk suplemen
minyak ikan ini. (*Many herbs and supplements have not been thoroughly
tested, and safety and effectiveness may not be proven*)
- Dapat menimbulkan reaksi alergi bagi yang sensitif terhadap protein yang
terdapat dalam minyak ikan.
- Pada diabetes pasien meningkatkan risiko naiknya gula darah, naiknya LDL
kolesterol.
- meningkatkan risiko perdarahan.
- suplemen minyak ikan dapat menyebabkan gangguan pencernaan (diare, nyeri
perut, penyakit refluks, kembung, dll)
- terdapatr sedikit peningkatan enzim hati.
- penggunaan suplemen minyak ikan dalam jangka waktu lama (berbulan-bulan)
berisiko kekurangan vitamin E dan kelebihan vitamin A dan D sehingga
meningkatkan risiko toksisitas vit A dan D.
- penggunaan pada ibu hamil dan menyusui : penggunaan yang berlebihan dapat
menimbulkan perdarahan.

*Interaksi obat *:
hati-hati penggunaan yang bersamaan dengan obat-obat yang menimbulkan risiko
perdarahan seperti warfarin, aspirin, ibuprofen, naproxen, clopidogrel

*Kesimpulan*
Krn lbh banyak resiko drpd benefit yg diperoleh sebaiknya pemberian minyak ikan ditunda sampai anak berusia 18 thn. Ikan air laut skrg sdh bnyk tercemar oleh logam berat dan polusi air.

sumber :
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/druginfo/natural/patient-fishoil.html

http://www.mayoclinic.com/health/search/search

<http://www.mayoclinic.com/health/search/search>

http://www.mayoclinic.com/health/fish-oil/NS_patient-fishoil

Selasa, 20 September 2011

Boon Catch Bowl

Akhirnya setelah pikir panjang, umur 1 tahun Almira dibeliin Boon Catch Bowl. Sekalian buat hadiah ulang tahun tanggal 14 September 2011 kemarin. Lumayan buat belajar makan yang lembek2 dengan cara disendokin. Suka mangkok ini karena ada 'suction'nya yang bisa bikin si mangkok nempel di meja. Ngga perlu khawatir dilempar-lempar. Trus ada 'lidah'-nya juga yang siap menampung makanan yang netes/jatuh selama perjalanan dari mangkok ke mulut. Si mangkok terbuat dari plastik yang tentunya aman buat bayi karena BPA Free, Phthalate Free dan PVC Free. Suction dan 'lidah' terbuat dari bahan seperti karet (tapi mestinya bukan karet ya) yang lentur dan (sepertinya ga gampang sobek).


     Sebelum punya Boon Catch Bowl. Almira makan yoghurt dengan megang wadah plastik di tangan kiri dan megang sendok di tangan kanan. Malah nglatih keterampilan tangannya juga sih :D                              








 
Setelah pakai Boon Catch Bowl dia jadi nyendokin yoghurt gonta ganti pakai tangan kanan atau kiri. Sendoknya sih tetep pake sendok Pigeon :)) 
Itu di mangkok juga ada mangganya. maksudnya mau nerapin salah satu bab di buku BLW: Dip & Dipper (Celupan dan Pencelup). Celupan-nya yoghurt, pencelupnya mangga.    


 Beli di Toko Bayi Pangeran Kecilku.


                                

Manfaat & Bahaya Ikan Laut

Tetangga saya cerita kalau hampir tiap hari ngasih salmon atau tuna ke bayinya. Katanya baik untuk perkembangan otak. Saya dulu waktu hamil mengkonsumsi minyak ikan untuk memastikan cukup konsumsi omega 3 dan omega 6 utk perkembangan otak janin saya. Tapi sekarang untuk MPASI Almira, saya agak parno kasih ikan laut banyak-banyak. Penyebabnya apalagi kalau bukan potensi adanya kandungan merkuri pada ikan laut. Menutip dari tempointeraktif.com, Methylmercury, yang biasanya disebut merkuri atau air raksa, adalah neurotoksin potensial yang bisa menyebabkan disfungsi ginjal, gangguan saraf, dan bahkan kematian.

Meskipun cukup khawatir mengenai kadar merkuri dalam ikan laut, toh saya tetep aja sesekali kasih ikan tuna atau salmon fillet yang biasanya dimasak jadi bakso. Resepnya ada di sini. Meskipun tiap kali bikin ikannya ngga lebih dari 1 ons. Penyajiannya pun ngga pernah lebih dari 2 kali seminggu. Menurut dr Ratna Djuwita, MPH, dari Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia, di tempointeraktif.com, ikan menjadi sumber lemak esensial yang bagus. Lemak esensial (omega-3 dan omega-6) berfungsi membantu pembentukan sel membran, sehingga mampu menyerap nutrisi lebih baik.

Sebagai kompensasinya, saya biasanya paling sering kasih ikan lele atau belut sebagai sumber protein, selain daging ayam kampung, daging sapi dan telur ayam kampung. Masih dari tempointeraktif.com, ternyata ada pilihan lain untuk mendapatkan omega 3 dan 6. Menurut dokter spesialis gizi klinik, dokter Fiastuti Witjaksono, MS, SpGK, sebenarnya jenis-jenis kacang, sayur, buah, serta telur mengandung omega-3 dan omega-6. "Misalnya telur, alpukat, dan kacang almond," kata dia.Telur seberat 380 gram mengandung omega-3 (0,12 gram) dan omega-6 (4,36 gram). Buah alpukat 250 gram mengandung omega-3 (0,31 gram) dan omega-6 (4,18 gram). Kacang almond mengandung omega-3 (0,0024 gram) dan omega-6 (4,82 gram). Selain itu, bayam, labu, dan brokoli kaya akan omega-3. Buah pepaya pun kaya akan omega-3.

Lalu, bagaimana dengan minyak ikan? perlukah dikonsumsi oleh bayi? 
Jawabannya ada di artikel ini:
Perlukah Bayi Mengkonsumsi Minyak Ikan 

Kamis, 15 September 2011

Lagu Tema BLW: Ayo Makan Bersama

Terinspirasi oleh program CSR Unilever Lifebuoy Berbagi Sehat, saya selalu berusaha membiasakan cuci tangan sebelum dan sesudah makan. Almira juga saya latih melakukan hal yang sama. Untuk lebih meng-internalisasi program tersebut, saya dan Almira bernyanyi bersama tiap mencuci tangan.
Oiya, Sebelumnya saya minta maaf pada Pak Kasur* sebagai pencipta lagu ini karena liriknya saya modifikasi sedikit supaya lebih pas juga untuk metode Baby-led Weaning. Lagu ini biasa saya nyanyikan sambil mencuci tangan Almira (sekaligus mencuci tangan saya sendiri) tiap sebelum sesi (belajar) makan:

AYO MAKAN BERSAMA
"Sebelum kita makan dik, cuci tanganmu dulu
Menjaga kebersihan dik, untuk kesehatanmu
Ayo kita makan, makan secukupnya (lirik asli: Banyak-banyak makan jangan ada sisa)
Tak perlu disuapi (lirik asli: makan jangan bersuara)

Ayo kita makan, makan secukupnya (lirik asli: Banyak-banyak makan jangan ada sisa)
ayo makan bersama.." 


atau 2 baris pertama juga bisa dengan lirik yang ini:
"Sebelum kita makan dik, kita berdoa dulu
Supaya diberkahi dik, untuk kesehatanmu"


Dan ingat berdoa sebelum dan sesudah makan juga ya :)

*bener kan ya beliau pencipta lagunya? kata mbah Google sih begitu :p

Rabu, 14 September 2011

Perlukah taat 'aturan 4 hari'?

Dalam pemberian MPASI, sangat populer mengenai aturan 4 hari atau 4 days rules, yaitu memberikan makanan yang sama dalam 4 hari untuk mengetahui adanya reaksi alergi. Dengan metode BLW, apakah hal ini diperlukan? 

menurut wholesomebabyfood, "sejak banyak studi menunjukkan bahwa menunda memperkenalkan makanan-makanan yang berpotensi alergi mungkin tidak ada dampaknya pada apakah seorang anak mengembangkan alergi terhadap suatu makanan, penggunaan aturan 4 hari jadi kuno dan ketinggalan zaman. Saat ini banyak spesialis anak menyarankan bahwa bayi boleh diperkenalkan berbagai macam makanan sekaligus, bahkan selama beberapa hari pertama perkenalan makanan padat (MPASI)."

Ini jawaban versi saya:
ada riwayat keluarga alergi kah? terutama bapak ibu si bayi. kalo iya, mungkin beberapa bahan perlu dilakukan ujicoba 4 hari dulu, terutama yg berpotensi allergen seperti telur, ayam, dairy product (keju, butter, dll), gandum,makanan laut, ikan2an, dll. tapi kalo sayur, buah dan karbo di Indonesia ini buanyak banget jenisnya. kayaknya waktu si anak jadi habis buat nyoba makanan kalo tiap 4 hari baru ganti. CMIIW.

kalo saya sih beberapa jenis makanan tetep ditunda pemberiannya seperti tuntunan wholesomebabyfood & buku BLW, seperti bayem dan stroberi. ada beberapa jenis juga yg langsung tampak bikin merah2 di sekitar mulut seperti terong, ya langsung saya stop. ga saya kasihin dulu.
tapi selain itu sih bisa tiap hari ganti supaya variatif.


Resep BLW: Bakso Tahu Ikan

Ini juga resep favorit saya, tentu saja karena ga cuma bergizi tapi juga mudah dibuat. Sudah diujicoba di dapur Ibu Adhya :D

Bahan:
3 sdm oat halus (saya pake Quaker Oat biru) -> bisa pake blender dry mill yg buat nge-blend bumbu.
1/2 potong tahu tawar tanpa garam -> dihancurkan pake garpu/sendok
1/3 ons tuna -> dilumuri jahe sedikit supaya amisnya ilang, abis itu bilas jahenya, trus dilumatkan pake blender juga.
keju cheddar diptong dadu sangat kecil (optional)

Bumbu:
bawang putih (pake yg bubuk jg bisa biar lebih menyatu sama adonan, atau si bawang putih diblender bareng sama tuna)
1/2 kemiri (menurut saya sih optional)
merica (sedikit banget)
pala (ini juga optional menurut saya) 

Cara memasak:
yawdah deh..campur aja semua adonan, bikin bulet2 seperti bakso, ao dibikin lonjong panjang supaya lebih mudah digenggam. trus dicemplungin ke air mendidih. 
saya udah nyoba bikin dan ga ancur. setelah mengapung tandanya udah mateng dan bisa diangkat. teksturnya pas menurut saya.
beberapa adonan di tengahnya saya kasih potongan kecil keju cheddar. Almira doyan dan so far ga ada reaksi alergi.
resep ini akhirnya jadi kurleb 20 bakso kecil2.

Bisa disimpan di freezer dan tinggal dicemplungin ke air kaldu mendidih untuk disajikan di lain waktu. 

Sumber: dari salah satu ibu di milis MPASIrumahan, tapi saya modifikasi dikit :p
Catatan: Mengandung bahan-bahan yang berpotensi menimbulkan alergi, terutama kedelai dari tahu, dan tuna. Pastikan bayi Anda sudah 'lulus' masing-masing bahan tersebut.

Senin, 12 September 2011

Resep BLW: Biskuit Keju

Ini biskuit andalan saya, karna bisa dibikin tanpa oven, cukup dengan Happy Call yang udah ada di rumah (masih mikir2 mo beli oven. punya Happy Call aja karna dikasih sodara waktu nikah dulu). Tanpa perlu mixer, jadi lebih hemat energi :p semua modal nekat. resep ini sudah dicoba di dapur ibu Adhya.

Bahan
1sdm tepung maizena
tepung terigu kira2 secangkir (karna ga ada yg buat ngukur gram)
unsalted butter merk Orchid tanpa dicairkan kira2 5 x 5 x 10 cm lah. diparut pake parutan keju.
keju cheddar Prochiz diparut (kira2 cuma 1/8 potong dr keju utuh)
1 telur kampung (putih&kuning dipake) -> kocok jadi satu
margarine Filma tawar kira2 1 sdm (bila diperlukan)

Cara memasak:
butter ga dicairkan dulu, tapi diparut pake parutan keju.Keju juga diparut dengan parutan keju. 
semua bahan dicampur kecuali margarine.
kekenyalan-nya bisa disesuaikan TANPA menggunakan air sama sekali, tapi dengan nambah terigu ato margarine. 
Bentuk adonan sesuka hati, tapi usahakan tipisnya kira-kira 2-3 mm saja. 
panaskan Happy Call sebentar saja, lalu letakkan adonan kecil-kecil tadi di atas Happy Call tanpa perlu menambahkan margarine. adonan takkan lengket di Happy Call kok.
pertama2 cuma dulu beberapa keping. ntar kalo terlalu keras, tambah margarin. kalo terlalu lunak, tambah terigunya. 

hasilnya .. biskuit ga gampang hancur dipegang Almira tapi juga ga terlalu keras. Jelas tak sekeras biskuit bayi semacam Milna atau Farley (saya tau bukan karna Almira makan biskuit bermerk, tapi karna saya dulu doyan banget.hehe). intinya..lumayan lah daripada lumanyun :))

sumber: dari salah satu ibu di milis mpasirumahan, tapi saya modifikasi dikit :)
Catatan: mengandung bahan2 yg berpotensi menimbulkan alergi, jadi pastikan bayi Anda sudah 'lulus' masing-masing bahan terutama butter, keju, telor (lha kok hampir semua ya.hehe). 

Jumat, 02 September 2011

Pengaruh BLW pada Pertumbuhan Gigi

Alhamdulillah, Almira mulai menunjukkan tanda-tanda tumbuh gigi pada bulan ke-10. Dalam 2 minggu giginya langsung tumbuh 4 secara berturut-turut. Tadinya saya anggap memang sudah waktunya. Tapi dalam hati saya bertanya-tanya: adakah hubungannya dengan cara makannya? 
Baby-led Weaning menjadikan bayi saya makan dengan cara mengunyah terlebih dahulu sebelum akhirnya menelan. Bahkan sejak dia mulai makan. Beda dengan makan bubur yang mungkin langsung telan. Jadi dengan proses mengunyah itu pula, ada reaksi kimia antara air liur dengan makanan yang sangat membantu proses pencernaan. Bukan hanya itu, tapi proses mengunyah ternyata juga memberi stimulus pada otot-otot mulut dan gusi. Lagi-lagi itu menurut Gill Rapley di buku BLW.
Lalu saya iseng konfirmasi pada keponakan yang barusan lulus dari Kedokteran Gigi UGM (dengan asumsi ilmunya masih 'fresh from the oven') dan mencari opini lain dari kakak sepupu yang udah jadi dokter gigi selama bertahun-tahun. Ternyata memang proses mengunyah makanan memberi stimulus pada tumbuhnya gigi. Tapi, bagaimana pun 'bakat' si bayi untuk tumbuh gigi lebih cepat juga berperan di sini. Maka kesimpulannya: 'bakat' + stimulus = tumbuh gigi.
Saya sendiri belum tanya teman-teman yang sudah menerapkan BLW dan anaknya sudah toddler bagaimana proses tumbuh giginya. Apakah juga cenderung lebih cepat? 
Ada yang bisa berbagi pengalaman? :)