Kamis, 07 Juni 2012

Lupakan puree - BLW mengembalikan kebahagiaan di waktu makan anak Anda

Membiarkan bayi makan makanan yang tidak dihaluskan bisa mencegah kegemukan. Hal ini juga membantu bayi belajar makan dengan cara mereka sendiri

Gill Rapley
www.guardian.co.uk, Rabu 8 Februari 2012 08.00 WIB

Penelitian menunjukkan bahwa bayi yang orangtuanya menggunakan metode Baby-Led Weaning (BLW) cenderung makan lebih sehat di kemudian hari.

Menurut sebuah studi terbaru yang diadakan oleh tim dari Universitas Nottingham, bayi disuapi dengan makanan yang dihaluskan cenderung berakhir lebih gemuk daripada bayi yang belajar makan pertama kali dengan finger food. Hal ini mendukung meningkatnya jumlah keluarga yang memilih BLW- di mana bayi belajar makan finger food sendiri. Dalam hal ini, bayi tidak perlu disuapi dan bayi dapat dipercaya untuk tahu apa dan seberapa banyak mereka perlu makan.

Penelitian menunjukkan bahwa bayi yang orangtuanya mengikuti pendekatan BLW cenderung makan lebih sehat dan memiliki BMI lebih sehat di kemudian hari. Anak-anak yang disuapi puree sebagai bayi lebih cenderung menjadi gemuk dan lebih mungkin lebih suka rasa manis. Dengan kecemasan mengenai peningkatan kasus kegemukan pada anak-anak, hasil penelitian tersebut tepat waktu.
 


Jika mengamati bagaimana makanan padat diperkenalkan adalah isu yang masih relatif baru - telah ada penelitian sebelumnya mengenai saat yang tepat untuk memulai makanan padat dan apa yang bayi harus makan, tetapi sedikit tentang cara yang tepat untuk melakukan aktivitas tersebut. Banyak orang tua yang akhirnya menyerah untuk menyuapi anak-anaknya telah menggunakan praktek yang sudah usang, yaitu menyuapi bayi terlalu dini. Sebagai soerang health visitor, saya (Gill Rapley) melihat banyak keluarga telah berjuang memberi makan anaknya sebelum saya datang pada mereka untuk membantu, bahwa begitu banyak masalah yang tampaknya tak terelakkan dapat diselesaikan dengan membiarkan bayi enam bulan atau lebih makan sendiri.

Rahasianya tampaknya bukan pada apa yang ditawarkan pada bayi, tetapi bagaimana hal itu ditawarkan - dan dalam suasana emosional pada waktu makan. Dengan BLW, orang tua didorong untuk percaya bayi mereka dan tidak mengganggu aktivitas makan mereka. Bayi bergabung dengan anggota keluarga dan makan makanan (sehat) yang sama. Hal ini memungkinkan mereka untuk tetap terkontrol: mereka memilih apa yang dimakan, berapa banyak dan seberapa cepat. Mereka diperbolehkan untuk berhenti makan (atau tidak makan sama sekali) ketika kenyang. Selama yang disajikan di hadapan mereka adalah berbagai makanan sehat, mereka dapat dipercaya untuk membuat pilihan yang tepat. Karena tidak ada tekanan, tidak ada potensi perseteruan. Dan karena waktu makan adalah saatnya berbagi dengan orang lain, tidak ada kesan terburu-buru untuk "bagaimana pun caranya supaya bayi berhasil makan".


Menyuapi bayi, di sisi lain, menempatkan orang tua sebagai pihak yang bertanggung jawab. Bahkan dengan maksud terbaik di dunia pada prakteknya bisa jadi tetap sulit. jika Anda memiliki semangkuk bubur halus dan bayi untuk disuapi, menahan godaan untuk membujuk mereka untuk makan sebanyak yang Anda pikir mereka butuhkan - waktu makan dapat mudah menjadi medan pertempuran. Games dan trik dilakukan untuk membuat bayi makan atau membuat mereka makan lebih banyak (seperti "ini ada pesawat dataangg!"). Hal ini mendorong bayi untuk terus makan bahkan ketika tubuh mereka sebetulnya sudah memberitahu mereka bahwa perutnya sudah kenyang. Anda juga bisa tergoda untuk menggunakan makanan manis sebagai suap untuk membujuk anak kecil untuk makan lebih banyak makanan sehat (yang mungkin rasanya kurang lezat), yang akan mengajari mereka bahwa makanan manis itu menyenangkan dan makanan sehat itu membosankan. Semua hal ini bisa menjadi penyebab pilihan makanan yang tidak sehat dan makan berlebihan di masa depan.


Bayi belajar dengan melakukan. Mereka digerakkan oleh rasa ingin tahu. Mereka secara alami ingin mengatasi dan mengeksplorasi hal-hal baru - termasuk makanan. BLW memungkinkan para bayi untuk belajar tentang tekstur dan rasa, untuk menggabungkan makanan atau memakannya secara terpisah, dan untuk menemukan sukacita makan dengan cara yang tidak mungkin diperoleh jika dia makan dengan cara disuapi semangkuk bubur.


Kemungkinan bahwa gaya menyuapi makan akan, pada waktunya, memiliki implikasi yang lebih positif bagi kesehatan anak-anak, serta untuk suasana menyenangkan pada waktu makan keluarga dan hubungan lebih positif dalam keluarga umumnya. Hal ini juga mungkin memiliki makna yang lebih luas untuk pengembangan, kemandirian keterampilan anak-anak dan kepercayaan diri. Penelitian lebih lanjut diperlukan, tetapi ada lebih banyak pengalaman menarik yang menunggu untuk ditemukan.


(artikel ini merupakan terjemahan dari artikel Gill Rapley di sini:)

4 komentar:

  1. Hi nama saya santi. Anak saya Egi tgl 28 bsk 7bln. Dia susah bgt makannya. Kmrn sya cb suapin dia dgn sendok, trs kyny dia stress berat. Saya disaranin sma tmn utk pk metode BLW. Tp sya msh bingung metode BLW itu gmn caranya agar anak saya bisa memasuki makanannya ke mulutnya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. bayi akan secara naluriah memasukkan makanan ke mulutnya kok. bentuk makanan menjadi "finger food" sehingga mudah dipegang si anak, biarkan dia mengambil dan memasukkannya ke mulut. practice makes perfect.
      btw silakan bergabung juga di Grup FB Baby-Led Weaning (Indonesia) untuk mendapatkan informasi lebih banyak dan berbagi pengalaman dengan ibu-ibu lainnya ya.
      link ke grup:
      https://www.facebook.com/groups/274685335886729/

      Hapus
  2. mba kalau umur 6m3w baru mulai BLW ake jenis makanan apa ya mba? teknisnya? apakah seperti labu siam kukus?pisang kukus?

    BalasHapus
  3. mba,,, anakku skg sudah berumur 6m3w.... jenis makan yg cocok untuk BLW di umur anakku, apa saja? thanks b4 ^^

    BalasHapus